Mengenal Keunikan Kota Bengkulu
4 hari akhir pekan yang panjang
dihabiskan berwisata nostalgia dan silaturahmi di kota Bengkulu. Dulu
pernah tinggal di kota ini selama 3 tahun di awal meniti tugas sebagai
abdi negara. Menarik datang lagi ke sini setelah 20 tahun (20 tahun ?
iya betul, memang ada angka nolnya). Dulu datang ke kota ini untuk
bekerja, lalu kini datang lagi hanya beberapa hari sebagai wisatawan.
Hal unik apa yang bisa dilihat di Bengkulu?
Yang unik di Bengkulu – kemampuan bertahan
Berkeliling ibukota propinsi Bengkulu
jadi ingin membandingkan keadaan sekarang dan dahulu. Sisa-sisa gempa
bumi besar beberapa tahun lalu tak tampak lagi. Memang daerah ini rawan
gempa karena terletak di patahan Sumatera atau patahan Semangko yang
selalu bergerak. Patahan atau sesar ini yang membentang dari Aceh sampai
Lampung. Tentu saja semasa tinggal di sana pernah mengalami goncangan
gempa, untungnya masih kategori ringan yang jumlahnya lebih dari sekali.
Ingat dahulu sering sekali merasakan goyangan, gempa yang mengagetkan
dan langsung membuat orang berlari ke luar rumah.
Masyarakat Bengkulu tampaknya sudah
terbiasa dan menyadari bahaya tinggal di daerah rawan. Dan sejak
dahulu ada kearifan lokal, warga sudah bisa mengantisipasi agar gempa
tak terlalu parah efeknya. Bukti ini dahulu pernah kulihat di rumah
orang Bengkulu asli. Rumah tradisional Bengkulu terbuat dari kayu
dengan dinding rumah berupa anyaman bambu yang dilapisi semen dan
dilaburi kapur, dan beratap seng. Rumah tetap cantik tetapi bila hancur
karena gempa tak terlalu berbahaya bagi penghuni. Kini gedung-gedung
modern dibatasi ketinggiannya.
Bangunan lama masih banyak yang bertahan
di sini. Kantor pos, masih dengan bentuk lamanya, tempat yang didatangi
dua kali seminggu untuk berkirim surat kilat khusus dengan suami,
maklumlah LDR dan tak punya telepon. Yang menakjubkan toko-toko di
pusat kota yaitu di jalan Suprapto masih tetap seperti dulu, toko serba
adanya, toko buku dan restoran langganan dulu masih ada. Tak hanya
usaha, rumah panggung milik warga pun tetap seperti dulu, salah satu
contohnya sempat silaturahmi dan mendatangi rumah rekan kerja yang sudah
pensiun. Rumahnya dekat puskesmas, aku kan napak tilas juga he..he….
Rumah panggung yang dibangun tahun 1930 itu selamat dari gempa besar 7,9
skala Richter pada 2007 dan tetap secantik dulu. Masih banyak rumah
panggung tua lainnya juga yang bertahan tanpa renovasi yang merusak
bentuk asli.
Kusengajakan ke dua rumah makan
langganan yang dahulu masakannya terasa sangat lezat. Kala tanggal muda
merasa harus memanjakan diri dengan memakai uang sisa penghematan di
bulan sebelumnya, maklumlah gaji calon PNS yang masih sendirian berapa
sih, tiap bulan hanya tersisa sepuluh ribu rupiah. Oh ya, dua tahun
pertama bekerja di sini status masih sendiri, di tahun ketiga atau tahun
terakhir masa tugas wajib kerja sarjana aku menikah dan menjalani
pernikahan jarak jauh. Masa bakti selesai aku mengajukan ijin pindah
kerja mengikuti suami.
Sengaja di kunjungan ini mendatangi Sri
Solo untuk makan sate ayam dan capcay, juga warung mi ayam pangsit dekat
kantor gubernur yang telah punya banyak cabang. Tapi tak terasa
kenikmatan seperti dulu lagi, he..he.., mungkin kokinya sudah ganti.
Tapi, masih ada kok rumah makan lainnya yang hidangannya masih tetap
selezat jaman dahulu. Jadi, wisata kuliner tetap lanjut.
Heran juga aku, tak hanya satu dua usaha
yang bertahan dalam rentang waktu yang tak sebentar, tapi banyak jenis
usaha lainnnya. Waktu itu mengapa tak terpikir menanyakan kiat-kiatnya
ya, dasar blogger tak pengalaman he..he.. Apakah mungkin karena tak
banyak saingan usaha? Atau derap kemajuan berjalan lambat di sana? Walau
perlahan kurasa ada juga sih perbedaan, chained hotel bertambah, mal
sudah ada, resto fastfood pun sudah ada.
Satu lagi keunikan di sini, walau sudah ada nama jalan yang umumnya
dinamai sesuai nama pahlawan, tetapi dalam kehidupan sehari-hari warga
masih menyebut dengan nama lama yang unik, seperti Jitra, Kebun Ros,
Tapak Paderi dll. Aku masih saja tak terbiasa dengan hal ini.
Oh ya satu lagi yang tak berubah, sebuah
amatan kecil kehidupan sehari-hari. Di kota Bengkulu sebuah
pemandangan yang umum melihat pintu rumah warga selalu terbuka
sepanjang hari, ditutup hanya pada malam hari. Sewaktu bertamu ke rumah
temanku itu, pintu utamanya terbuka lebar, sudah memberi salam dengan
suara keras beberapa kali tak ada jawaban. Tanpa tahu aku siapa, seorang
pemuda penjaga warung langsung menyuruh masuk sampai ke belakang.
Tentu saja sungkan dong, aku tetap minta ditemani olehnya. Kebiasaan
buka pintu ini tak nyaman kuikuti, pintu rumah dinasku sering tertutup,
kelihatan banget isi rumahku dari jalan raya sih dan itu ditandai oleh
para tetangga, sempat jadi omongan he…he…
Yang unik di Bengkulu – wisata sejarah
Bengkulu masih tetap menjadikan kisah
sejarah dan artefaknya sebagai daya tarik utama. Pasti sudah pada tahu
kan ya Bung Karno pernah diasingkan oleh pemerintah kolonial Belanda ke
Bengkulu, 1938 – 1942. Keluarga Bung Karno ikut menyertai yaitu ibu
Inggit Garnasih (istri) dan putri angkat mereka. Untuk menonjolkan
sejarah itu di bandar udara Fatmawati Soekarno (dahulu bandar udara
Padang Kemiling) di dinding ada beberapa foto keluarga Bung Karno dan
ibu Fatmawati beserta 5 orang putra putrinya. Di sepanjang lorong depan
kamar hotel Santika Bengkulu tempat kami menginap pun dipajang aneka
foto obyek sejarah yang ada di Bengkulu. Rumah pengasingan Bung Karno
dan rumah keluarga Ibu Fatmawati kini jadi daya tarik utama wisata
Bengkulu.
Oh ya aku pun sempat mendatangi bangunan
yang didesain oleh Bung Karno, beliau itu kan lulusan Teknik Sipil ITB.
Bangunan itu berupa masjid dan rumah tinggal yang juga masih tak
berubah bentuknya sampai kini.
Sejarah Bengkulu dimulai sejak jaman
kerajaan, penguasaan Inggris, lalu Belanda, sampai di masa kemerdekaan
ketika pada 1968 Bengkulu pernah menjadi propinsi termuda, pemekaran
dari propinsi Sumatera Selatan. Ada beberapa kerajaan kecil di wilayah
Bengkulu, itu duluuu. Masa itu kerajaan-kerajaan ada di bawah Kesultanan
Banten, menjadi vazal, yaitu menjalin hubungan dalam bentuk dukungan
militer, perlindungan bersama atau pemberian upeti, dan menerima jaminan
dan imbalan tertentu sebagai gantinya. Kerajaan yang namanya cukup
familiar di telingaku antara lain Kerajaan Selebar, Kerajaan Balai
Buntar, karena nama-nama ini masih dipakai sebagai nama tempat atau
wilayah. Sisa-sisa jaman kerajaan ini tak terlihat lagi fisiknya.
Di jaman naik daunnya rempah Nusantara,
kapal-kapal Inggris pun berlayar jauh dan sampai di Bengkulu yang
menghasilkan lada. Perusahaan dagang British East India Company (EIC)
bercokol di sana, 1685. Katanya nama Bengkulu itu asalnya dari bahasa
Inggris cut land, Bencoolen / Coolen, yang artinya tanah patah
(Wikipedia), karena ada di wilayah patahan gempa paling aktif di dunia.
Fyi sampai kini masih ada lokasi bernama Tanah Patah. Dipilihnya
Bengkulu, karena pelabuhan Banten telah jatuh ke tangan Belanda dan EIC
dilarang berdagang di sana.
Peninggalan Inggris di Bengkulu ada dua
benteng, Fort York yang hanya tinggal sedikit puing, sayang banget aku
baru tahu info ini setelah kembali ke rumah. Lalu karena benteng ini
sering kebanjiran air laut dibangun Fort Marlborough (namanya mengalami
penyesuaian dan berubah menjadi Malabro di lidah warga lokal), letaknya
pun tak terlalu jauh dari Fort York. Peninggalan fisik lainnya ada
Makam Inggris, Monumen Thomas Parr ( kuburan bulek = kuburan bulat) dan
Monumen Hamilton. Jejak lain kehadiran Inggris di Bengkulu adalah
bahasa (masih ada kata-kata bahasa Inggris yang dipakai sehari-hari,
misalnya kabed / cupboard) dan keturunan buruh bangunan Inggris asal
India yang membawa budaya tabot.
Inggris tak lama menguasai Bengkulu.
Inggris dan Belanda membuat perjanjian tukar guling Bengkulu dengan
Singapura, sehingga dimulailah kisah pendudukan Belanda di Bengkulu. Tak
banyak peninggalan Belanda yang tampak di kota Bengkulu, yang kutahu
ada makam Sentot Alibasyah, asisten Pangeran Diponegoro, yang diasingkan
ke sini hingga wafat. Di daerah Lebong Tandai kabupaten Bengkulu Utara
ada bekas tambang emas jaman Belanda yang menjadikan daerah ini
dijuluki Batavia Kecil. Tampaknya daerah ini pun mulai dilirik untuk
konsumsi pariwisata.
Yang unik di Bengkulu – wisata alam
Kota Bengkulu terletak di tepi Samudera Indonesia, maka wisata pantai masih jadi andalan. Tentang ini nanti akan diceritakan tersendiri saja, setidaknya ada 3 kegiatan berbeda yang kulihat di pantainya.Wisata alam lainnya yang sempat kudatangi di sini adalah sebuah danau bernama unik, Danau Dendam Tak Sudah yang kini menjadi cagar alam. Memang tak banyak wisata alam di ibukota propinsi ini. Jika wisata yang diinginkan adalah wisata alam maka harus ke kabupaten.Yang unik di Bengkulu – wisata budaya Tabot
Wisata budaya yang setiap tahun
dilakukan yaitu Festival Tabot. Festival ini dilakukan oleh keluarga
keturunan tukang bangunan yang membangun Fort Marlborough. Mereka
didatangkan oleh Inggris dari Madras India yang beraliran Syiah.
Mereka memperingati peristiwa terbunuhnya cucu Nabi Muhammad SAW dalam
perang di padang Karbela, Irak. Tetapi kini festival Tabot yang
dilaksanakan pada tanggal 1 -10 Muharram (lebih bersifat festival
kebudayaan dan bukan lagi keagamaan.
Tabot terbuat dari bambu yang dihiasi
dengan meriah, kemudian diarak dan disandingkan di lapangan lalu dibuang
di pemakaman Karbela. Persiapan sebelum tabot dibuat pun cukup unik.
Biasanya ada rombongan pengumpul dana yang berkeliling kampung ngamen
dengan bawa maskot ikan-ikanan atau binatang lain terbuat dari bambu dan
kertas minyak. Bentuk tabot kini ddijadikan penghias kota di
persimpangan dan gapura kantor.
Yang unik dari Bengkulu – oleh-oleh khas Bengkulu
Pergi ke suatu daerah lazimnya bawa
oleh-oleh khas setempat. Apa yang bisa dibawa dari Bengkulu? Batik khas
Bengkulu tentu bisa dijadikan pilihan. Batik Bengkulu bernama batik
besurek (bersurat) di mana motif flora khas Rafflessia arnoldi
dikombinasikan dengan huruf-huruf hijaiyah.
Pilihan makanan oleh-oleh ada pempek,
kerupuk ikan, ikan asin, emping dan aneka kue khas seperti bay tat,
perut punai (kue kering terbuat dari tepung beras).
Jadi, ada keinginan merencanakan perjalanan ke Bengkulu dan menemukan keunikannya?
ciee bengkulu
BalasHapusbengkulu kota kenangan
BalasHapuslike it
BalasHapusnice
BalasHapuslike it
BalasHapusnice sist
BalasHapusGood👌
BalasHapusGood👌
BalasHapusbagus
BalasHapusBagus
BalasHapus